seseorang mengatakan pada saya bahwa hidup saya penuh dengan drama.
dia mengatakannya dengan begitu jelas, terlalu jelas.
tidak sekali dia mengucapkannya, sudah seringkali memang.
tapi saya bukannya memahami itu dan menghindari segala kedramaan itu,
saya malah masih saja terus bersenang senang dengan segala drama itu.
dia menampar saya lebih keras dari yang saya kira.
dan saya tau, bekas tamparan itu akan selalu sakit dan merah.
saya mengerti, sekarang saya mulai mengerti.
bahkan dengan atau tanpa drama yang sudah melekat di diri saya ini,
hasilnya pun tetap sama.
saya memang tukang drama, tukang lebih.
siapa yang mau? siapa yang sedia?
bahkan ketika saya berusaha memahaminya,
saya masih tetap berdrama.
busuk memang, ya sudah.
dan karena semua drama yang saya lakukan,
hanya karena saya memang seperti itu,
dan karena ketidak inginan mereka menerima saya,
saya minta maaf.
maaf karena saya terbuai menjadi diri saya saat saya bersama dia dan mereka.
maaf.
karena jika saya harus berhenti berdrama,
maka saya harus berhenti menjadi saya.
dan itu, sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar